Jumat, 06 Januari 2012

Kegiatan-kegiatan RISMA Nurul Falaah Kedungpuji

1. Pawai Ta'aruf Menyambut Bulan Ramadhan bersama Keluarga Besar Masjid Nurul Falaah


2. Panitia Outbond TPQ


3. Turnamen Bulu Tangkis "RISMA NF CUP"


4. Silaturahmi bareng Alumni



Obat Penyakit Hati dan Sempitnya Dada


Saudaraku, berikut kami nukilkan beberapa sebab dan sarana pengobatan yang sangat bermanfaat bagi berbagai penyakit hati, sekaligus penyembuh yang sangat ampuh untuk menghilangkan kegoncangan jiwa. Semoga kita bisa mengamalkannya secara jujur dan penuh keikhlasan sehingga kita bisa mendapatkan manfaat darinya berupa kebahagiaan hidup dan ketenangan hati. Aamiin..
1. Mengikuti petunjuk, memurnikan tauhid, dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah saja, sebagaimana kesesatan dan syirik itu merupakan faktor terbesar bagi sempitnya dada.
2. Menjaga iman yang Allah sematkan ke dalam hati hamba-hamba-Nya dan juga amal shalih yang dilakukan seseorang.
3. Mencari ilmu syar’i yag bermanfaat. Setiap ilmu syar’i seseorang bertambah luas, maka akan semakin lapang pula hatinya.
4. Bertaubat dan kembali melakukan ketaatan kepada Allah yang Maha Suci, mencintai-Nya dengan sepenuh hati, serta menghadapkan diri kepada-Nya dan menikmati ibadah kepada-Nya.
5. Terus menerus berdzikir kepada-Nya dalam segala kondisi dan tempat. Sebab dzikir mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan dalam melapangkan dan meluaskan dada, menenangkan hati, serta menghilangkan kebimbangan dan kedukaan.
6. Berbuat baik kepada sesama makhluk sebisa mungkin. Sebab, seseorang yang murah hati lagi baik adalah manusia yang paling lapang dadanya, paling baik jiwanya dan paling bahagia hatinya.
7. Mengeluarkan berbagai kotoran hati dari berbagai sifat tercela yang menyebabkan hatinya menjadi sempit dan tersiksa, seperti dengki, kebencian, iri, permusuhan, dan kedhaliman.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam pernah ditanya tentang sebaik-baik manusia, maka beliaupun menjawab, “Setiap orang yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur lisannya.” Kemudian mereka para sahabat berkata, mengenai jujur atau benar lisannya,kami sudah mengetahuinya, tetapi apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya ?” Beliau menjawab, “yaitu seseorang yang bertakwa dan bersih, yang tidak terdapat dosa pada dirinya, tidak dholim, tidak iri, dan juga tidak dengki.” [1]

8. Keberanian dalam membela kebenaran. Orang yang berani mempunyai dada yang lebih lapang dan hati yang lebih luas.
9. Meninggalkan sesuatu yang berlebihan dalam memandang, berbicara, mendengar, bergaul, makan, dan tidur. Meninggalkan hal itu semua merupakan salah satu faktor yang dapat melapangkan dada, menyenangkan hati, dan menghilangkan keduakaan dan kesedihan.
10. Menyibukkan diri dengan amal atau ilmu syar’i yang bemanfaat karena hal tersebut dapat menghindarkan hati dari hal-hal yang menimbulkan keraguan hati.
11. Memperhatikan kegiatan hari ini dan tidak perlu khawatir terhadap masa yang akan datang serta tidak sedih terhadap keadaan yang terjadi pada masa-masa lalu. Seorang hamba harus selalu berusaha dengan sungguh-sungguh dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, baik dalam hal agama maupun dunia. Juga memohon kesuksesan kepada Rabb-Nya dalam mencapai maksud dan tujuan serta memohon agar Dia membantunya dalam mencapai tujuan tersebut. Ini akan dapat menghibur dari keduakaan dan kesedihan.
12. Melihat kepada orang yang ada di bawah dan jangan melihat kepada orang yang ada di atas dalam ‘afiat (kesehatan dan keselamatan) dan rizki serta kenikmatan dunia lainnya.
13. Melupakan hal-hal tidak menyenangkan yang telah terjadi pada masa lalu, sehingga tidak larut memikirkannya.
14. Jika tertimpa musibah maka hendaknya berusaha meringankan agar dampak buruknya bisa dihindari, serta berusaha keras untuk mencegahnya sesuai dengan kemampuannya.
15. Menjaga kekuatan hati, tidak mudah tergoda serta tidak terpengaruh angan-angan yang ditimbulkan oleh pemikiran-pemikiran buruk, menahan marah, serta tidak mengkhawatirkan hilangnya hal-hal yang disukai. Tetapi menyerahkan semuanya hanya kepada Allah dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat, serta memohon ampunan dan afiat kepada Allah.
16. Menyandarkan hati hanya kepada Allah seraya bertawakal kepada-Nya. Berhusnudzan kepada Allah, Rabb Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. Sebab, orang yang bertawakal kepada Allah tidak akan dipengaruhi oleh kebimbangan dan keraguan.
17. Seseorang yang berakal menegetahui bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan yang bahagia dan tenang. Karena kehidupan itu singkat sekali, karena itu, jangan dipersingkat lagi dengan adanya berbagai kesedihan dan memperbanyak keluhan. Karena justru hal itu bertolak belakang dengan kehidupan yang benar dan sehat.
18. Jika tertimpa suatu hal yang tidak menyenangkan hendaknya ia membandingkannya dengan berbagai kenikmatan yang telah dilimpahkan kepadanya, baik berupa agama maupun duniawi. Ketika orang itu membandingkannya maka akan tampak jelas kenikmatan yang diperolehnya jauh lebih banyak dibandingkan musibah yang dia alami. Disamping itu, perlu kiranya ia membandingkan antara terjadinya bahaya di masa depan yang ditakutkan dengan banyaknya kemungkinana keselamatan. Karena kemungkinan yang lemah tidak mungkin mengalahkan kemungkinan yang lebih banyak dan kuat. Dengan demikian akan hilanglah rasa sedih dan takutnya.
19. Mengetahui bahwa gangguan dari orang lain tidak akan memberikan mudharat atau bahaya kepadanya, khususnya yang berupa ucapan buruk, tatapi hal itu justru akan memberikan mudharat kepada diri mereka sendiri. Hal itu tidak perlu dimasukkan ke dalam hati dan tidak perlu dipikirkan, sehingga tidak akan membahayakannya.
20. Mengarahkan pikirannya terhadap hal-hal yang membawa manfaat bagi dirinya, baik dalam urusan agama maupun dunia.
21. Hendaklah dia tidak menuntut terima kasih atas kebaikan yang dilakukannya, kecuali mengharapkan balasan dari Allah. Dan hendaklah dia mengetahui bahwa amal yang dia lakukan, pada hakekatnya merupakan muamalah (jalinan) dengan Allah, sehingga tidak mempedulikan terima kasih dari orang terhadap apa yang dia berikan kepadanya. Allah berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula ucapan terima kasih”. (QS. Al-Insan:9)

22. Memperhatikan hal-hal yang bermanfaat dan berusaha untuk dapat merealisasikannya, serta tidak memperhatikan hal-hal yang buruk baginya, sehingga otak dan pikirannya tidak disibukkan olehnya.
23. Berkonsentrasi pada aktivitas yang ada sekarang dan menyisihkan aktivitas yang akan datang, sehingga aktivitas yang akan datang kelak dikerjakan secara maksimal dan sepenuh hati.
24. Memilih dan berkonsentrasi pada aktivitas yang bermanfaat, dengan mengutamakan yang lebih penting. Hendaklah ia memohon pertolongan pada Allah, kemudian meminta pertimbangan orang lain, dan jika pilihan itu telah sesuai dengan kemantapan hatinya, maka silahkan diamalkan dengan penuh tawakal pada Allah.
25. Menyebut-nyebut nikmat Allah dengan memujinya, baik yang dhahir maupun yang batin. Sebab, dengan menyadari dan menyebut-nyebut nikmat Allah, maka Dia akan menghindarkan dirinya dari kebimbangan dan kesusahan.
26. Hendaklah bergaul dan memperlakukan pasangan (suami maupun istri) dan kaum kerabat serta semua orang yang mempunyai hubungan secara baik . jika menemukan suatu aib, maka jangan disebarluaskan, tetapi lihat pula kebaikan yang ada padanya. Dengan cara ini, persahabatan dan hubungan akan terus terjalin dengan baik dan hati akan semakin lapang. Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah bersabda, “Janganlah seorang mukmin laki-laki membenci mukmin perempuan (istri) seandainya dia membenci suatu akhlaknya, maka dia pasti meridhai sebagian lainnya.” (HR. Muslim)
27. Do’a memohon perbaikan semua hal dan urusan. Dan doa paling agung berkenaan dengan hal itu adalah :
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Allahumma ashlihlii diinii lladzii huwa ‘ishmatu amrii, wa ashlihlii dunyaya llatii fiihaa ma’asyii, wa ashlihlii akhirotii llatii fiihaa ma’adii, waj’alilhayaata ziyaadatan lii fii kulli khair, waj’alil mauta raahatan lii min kulli syarr.” (HR. Muslim)
Ya Allah perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini penambah kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejelekan.
Demikian juga dengan do’a berikut ini :
اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ilaa nafsii thorfata’ainin wa ashlihlii sya’nii kullahu, laa ilaha illa anta.”
Ya Allah hanya rahmatMu aku berharap mendapatkannya. karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau
28. Jihad di jalan Allah. Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah shalallu’alaihi wassalam, “ Berjihadlah di jalan Allah, karena jihad di jalan Allah merupakan pintu dari pintu-pintu surga, yang dengannya Allah menyelamatkan dari kedukaan dan kesedihan.”
Sumber : Do’a dan Wirid, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, Pustaka Imam Syafi’i.

[1] Lafal hadits tersebut berbunyi,
أفضل الناس كل مخموم القلب صدوق اللسان ، قالوا : صدوق اللسان نعرفه فما مخموم القلب ؟ قال : التقي النقي ، لا إثم فيه و لا بغي و لا غل و لا حسد
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur lisannya.” Kemudian mereka para sahabat berkata, mengenai jujur atau benar lisannya, kami sudah mengetahuinya, tetapi apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya?” Beliau menjawab, “Yaitu seseorang yang bertakwa dan bersih, yang tidak terdapat dosa pada dirinya, tidak dholim, tidak iri, dan juga tidak dengki.”
HR. Ibnu Majah 4216 dan Ibnu ‘Asakir (17/29/2). Syaikh Albani berkata, “Hadits ini memiliki sanad yang shahih dan rijal yang tsiqat (terpercaya)”. (As-Silsilah Ash-Shaihah no.948, Maktabah Asy-Syamilah-red)


Saudaraku, berikut kami nukilkan beberapa sebab dan sarana pengobatan yang sangat bermanfaat bagi berbagai penyakit hati, sekaligus penyembuh yang sangat ampuh untuk menghilangkan kegoncangan jiwa. Semoga kita bisa mengamalkannya secara jujur dan penuh keikhlasan sehingga kita bisa mendapatkan manfaat darinya berupa kebahagiaan hidup dan ketenangan hati. Aamiin..
1. Mengikuti petunjuk, memurnikan tauhid, dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah saja, sebagaimana kesesatan dan syirik itu merupakan faktor terbesar bagi sempitnya dada.
2. Menjaga iman yang Allah sematkan ke dalam hati hamba-hamba-Nya dan juga amal shalih yang dilakukan seseorang.
3. Mencari ilmu syar’i yag bermanfaat. Setiap ilmu syar’i seseorang bertambah luas, maka akan semakin lapang pula hatinya.
4. Bertaubat dan kembali melakukan ketaatan kepada Allah yang Maha Suci, mencintai-Nya dengan sepenuh hati, serta menghadapkan diri kepada-Nya dan menikmati ibadah kepada-Nya.
5. Terus menerus berdzikir kepada-Nya dalam segala kondisi dan tempat. Sebab dzikir mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan dalam melapangkan dan meluaskan dada, menenangkan hati, serta menghilangkan kebimbangan dan kedukaan.
6. Berbuat baik kepada sesama makhluk sebisa mungkin. Sebab, seseorang yang murah hati lagi baik adalah manusia yang paling lapang dadanya, paling baik jiwanya dan paling bahagia hatinya.
7. Mengeluarkan berbagai kotoran hati dari berbagai sifat tercela yang menyebabkan hatinya menjadi sempit dan tersiksa, seperti dengki, kebencian, iri, permusuhan, dan kedhaliman.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam pernah ditanya tentang sebaik-baik manusia, maka beliaupun menjawab, “Setiap orang yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur lisannya.” Kemudian mereka para sahabat berkata, mengenai jujur atau benar lisannya,kami sudah mengetahuinya, tetapi apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya ?” Beliau menjawab, “yaitu seseorang yang bertakwa dan bersih, yang tidak terdapat dosa pada dirinya, tidak dholim, tidak iri, dan juga tidak dengki.” [1]

8. Keberanian dalam membela kebenaran. Orang yang berani mempunyai dada yang lebih lapang dan hati yang lebih luas.
9. Meninggalkan sesuatu yang berlebihan dalam memandang, berbicara, mendengar, bergaul, makan, dan tidur. Meninggalkan hal itu semua merupakan salah satu faktor yang dapat melapangkan dada, menyenangkan hati, dan menghilangkan keduakaan dan kesedihan.
10. Menyibukkan diri dengan amal atau ilmu syar’i yang bemanfaat karena hal tersebut dapat menghindarkan hati dari hal-hal yang menimbulkan keraguan hati.
11. Memperhatikan kegiatan hari ini dan tidak perlu khawatir terhadap masa yang akan datang serta tidak sedih terhadap keadaan yang terjadi pada masa-masa lalu. Seorang hamba harus selalu berusaha dengan sungguh-sungguh dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, baik dalam hal agama maupun dunia. Juga memohon kesuksesan kepada Rabb-Nya dalam mencapai maksud dan tujuan serta memohon agar Dia membantunya dalam mencapai tujuan tersebut. Ini akan dapat menghibur dari keduakaan dan kesedihan.
12. Melihat kepada orang yang ada di bawah dan jangan melihat kepada orang yang ada di atas dalam ‘afiat (kesehatan dan keselamatan) dan rizki serta kenikmatan dunia lainnya.
13. Melupakan hal-hal tidak menyenangkan yang telah terjadi pada masa lalu, sehingga tidak larut memikirkannya.
14. Jika tertimpa musibah maka hendaknya berusaha meringankan agar dampak buruknya bisa dihindari, serta berusaha keras untuk mencegahnya sesuai dengan kemampuannya.
15. Menjaga kekuatan hati, tidak mudah tergoda serta tidak terpengaruh angan-angan yang ditimbulkan oleh pemikiran-pemikiran buruk, menahan marah, serta tidak mengkhawatirkan hilangnya hal-hal yang disukai. Tetapi menyerahkan semuanya hanya kepada Allah dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat, serta memohon ampunan dan afiat kepada Allah.
16. Menyandarkan hati hanya kepada Allah seraya bertawakal kepada-Nya. Berhusnudzan kepada Allah, Rabb Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. Sebab, orang yang bertawakal kepada Allah tidak akan dipengaruhi oleh kebimbangan dan keraguan.
17. Seseorang yang berakal menegetahui bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan yang bahagia dan tenang. Karena kehidupan itu singkat sekali, karena itu, jangan dipersingkat lagi dengan adanya berbagai kesedihan dan memperbanyak keluhan. Karena justru hal itu bertolak belakang dengan kehidupan yang benar dan sehat.
18. Jika tertimpa suatu hal yang tidak menyenangkan hendaknya ia membandingkannya dengan berbagai kenikmatan yang telah dilimpahkan kepadanya, baik berupa agama maupun duniawi. Ketika orang itu membandingkannya maka akan tampak jelas kenikmatan yang diperolehnya jauh lebih banyak dibandingkan musibah yang dia alami. Disamping itu, perlu kiranya ia membandingkan antara terjadinya bahaya di masa depan yang ditakutkan dengan banyaknya kemungkinana keselamatan. Karena kemungkinan yang lemah tidak mungkin mengalahkan kemungkinan yang lebih banyak dan kuat. Dengan demikian akan hilanglah rasa sedih dan takutnya.
19. Mengetahui bahwa gangguan dari orang lain tidak akan memberikan mudharat atau bahaya kepadanya, khususnya yang berupa ucapan buruk, tatapi hal itu justru akan memberikan mudharat kepada diri mereka sendiri. Hal itu tidak perlu dimasukkan ke dalam hati dan tidak perlu dipikirkan, sehingga tidak akan membahayakannya.
20. Mengarahkan pikirannya terhadap hal-hal yang membawa manfaat bagi dirinya, baik dalam urusan agama maupun dunia.
21. Hendaklah dia tidak menuntut terima kasih atas kebaikan yang dilakukannya, kecuali mengharapkan balasan dari Allah. Dan hendaklah dia mengetahui bahwa amal yang dia lakukan, pada hakekatnya merupakan muamalah (jalinan) dengan Allah, sehingga tidak mempedulikan terima kasih dari orang terhadap apa yang dia berikan kepadanya. Allah berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula ucapan terima kasih”. (QS. Al-Insan:9)

22. Memperhatikan hal-hal yang bermanfaat dan berusaha untuk dapat merealisasikannya, serta tidak memperhatikan hal-hal yang buruk baginya, sehingga otak dan pikirannya tidak disibukkan olehnya.
23. Berkonsentrasi pada aktivitas yang ada sekarang dan menyisihkan aktivitas yang akan datang, sehingga aktivitas yang akan datang kelak dikerjakan secara maksimal dan sepenuh hati.
24. Memilih dan berkonsentrasi pada aktivitas yang bermanfaat, dengan mengutamakan yang lebih penting. Hendaklah ia memohon pertolongan pada Allah, kemudian meminta pertimbangan orang lain, dan jika pilihan itu telah sesuai dengan kemantapan hatinya, maka silahkan diamalkan dengan penuh tawakal pada Allah.
25. Menyebut-nyebut nikmat Allah dengan memujinya, baik yang dhahir maupun yang batin. Sebab, dengan menyadari dan menyebut-nyebut nikmat Allah, maka Dia akan menghindarkan dirinya dari kebimbangan dan kesusahan.
26. Hendaklah bergaul dan memperlakukan pasangan (suami maupun istri) dan kaum kerabat serta semua orang yang mempunyai hubungan secara baik . jika menemukan suatu aib, maka jangan disebarluaskan, tetapi lihat pula kebaikan yang ada padanya. Dengan cara ini, persahabatan dan hubungan akan terus terjalin dengan baik dan hati akan semakin lapang. Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah bersabda, “Janganlah seorang mukmin laki-laki membenci mukmin perempuan (istri) seandainya dia membenci suatu akhlaknya, maka dia pasti meridhai sebagian lainnya.” (HR. Muslim)
27. Do’a memohon perbaikan semua hal dan urusan. Dan doa paling agung berkenaan dengan hal itu adalah :
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Allahumma ashlihlii diinii lladzii huwa ‘ishmatu amrii, wa ashlihlii dunyaya llatii fiihaa ma’asyii, wa ashlihlii akhirotii llatii fiihaa ma’adii, waj’alilhayaata ziyaadatan lii fii kulli khair, waj’alil mauta raahatan lii min kulli syarr.” (HR. Muslim)
Ya Allah perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini penambah kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejelekan.
Demikian juga dengan do’a berikut ini :
اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ilaa nafsii thorfata’ainin wa ashlihlii sya’nii kullahu, laa ilaha illa anta.”
Ya Allah hanya rahmatMu aku berharap mendapatkannya. karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau
28. Jihad di jalan Allah. Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah shalallu’alaihi wassalam, “ Berjihadlah di jalan Allah, karena jihad di jalan Allah merupakan pintu dari pintu-pintu surga, yang dengannya Allah menyelamatkan dari kedukaan dan kesedihan.”
Sumber : Do’a dan Wirid, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, Pustaka Imam Syafi’i.

[1] Lafal hadits tersebut berbunyi,
أفضل الناس كل مخموم القلب صدوق اللسان ، قالوا : صدوق اللسان نعرفه فما مخموم القلب ؟ قال : التقي النقي ، لا إثم فيه و لا بغي و لا غل و لا حسد
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur lisannya.” Kemudian mereka para sahabat berkata, mengenai jujur atau benar lisannya, kami sudah mengetahuinya, tetapi apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya?” Beliau menjawab, “Yaitu seseorang yang bertakwa dan bersih, yang tidak terdapat dosa pada dirinya, tidak dholim, tidak iri, dan juga tidak dengki.”
HR. Ibnu Majah 4216 dan Ibnu ‘Asakir (17/29/2). Syaikh Albani berkata, “Hadits ini memiliki sanad yang shahih dan rijal yang tsiqat (terpercaya)”. (As-Silsilah Ash-Shaihah no.948, Maktabah Asy-Syamilah-red)

Sumber : http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/obat-penyakit-hati-dan-sempitnya-dada.html

Jumat, 30 September 2011

Ramainya PARIS Nurul Falaah EXPO

     




Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan yang dimana Allah membuka pintu maaf yang sebesar-besarnya bagi umatnya. Umat Islam yang harus memiliki pemahaman yang cukup tentang agamanya dan segala aspek-aspek kehidupan di dalamnya. Namun dewasa ini, banyak diantara umat Islam khususnya generasi-generasi muda Islam tidak memahami secara cukup pengetahuan tentang Islam. Selain itu kami melihat banyak generasi-generasi muda Islam yang notabene di Bulan Ramadhan, tetapi masih melakukan banyak kegiatan yang tidak bermanfaat.

Oleh karena itu, kami dari Remaja Islam Masjid (RISMA) Nurul Falaah merencanakan untuk melaksanakan serangkaian kegiatan, khususnya untuk Remaja Muslim supaya lebih memanfaatkan waktunya dengan baik, tanpa meninggalkan perintah Agama dan tetap menjauhi larangan-Nya, serta bermanfaat untuk masyarakat. Salah satu kegiatan yang akan kami usung adalah untuk mendekatkan diri dengan masyarakat adalah PARIS (Pasar RISMA) Nurul Falaah EXPO. Dengan diadakannya PASAR ini, kami mencoba untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pengurus dan anggota RISMA Nurul Falaah, kerja sama, dan saling membantu masyarakat. 
Terbukti, kegiatan yang telah kami laksanakan tanggal 26-27 Ramadhan 1432 H ini, bersangsung meriah, berbagai stand meramaikan PARIS EXPO ini, diantaranya: Sembako, Baju Muslim, Buku Islami, Makanan khas Lebaran, Sendal, dan yang lain. Walaupun kegiatan ini adalah kegiatan PERDANA yang dilaksanakan RISMA Nurul Falaah di akhir masa periode 2009-2011, Alhamdulillah, warga sekitar cukup antusias menyamput acara ini. Banyak diantara mereka yang meminta diadakan acara ini tahun depan.
Dalam kegiatan ini, kami juga membagikan Majalah GRATIS kepada pengunjung yang hadir. Acara ini terselenggara berkat kerja sama beberapa Toko di Karanganyar dan Gombong , diantaranya : "Syamilla" Book Store Karanganyar, Toko Perlengkapan Muslim "Yamuna" Gombong, Kios Pakaian "MonaLisa" Gombong, Kios Pakaian "Rahmah" Gombong, Toko Sepatu dan Saldal "Adi Jaya" Karanganyar, Toko Kelontong "Prapatan" Wonosigro, dan masih banyak lagi.
Semoga acara ini bisa kami laksanakan tahun depan, karena Kepengurusan Periode 2011-2012 juga memprogramkan kegiatan ini kembali untuk memenuhi saran dari warga sekitar. semoga juga dapat lebih berjalan dengan lancar. Amin.....

Senin, 12 September 2011

Pengurus RISMA Nurul Falaah Periode 2011-2012

     Alhamdulillah....,, kepengurusan RISMA Nurul Falaah sudah dilantik untuk Periode 2011-2012. Pada hari sabtu, 10 September 2011. Bertempat di Masjid Nurul Falaah. Sebelumnya dilaksanakan MUSUM (Musyawarah Umum) oleh Pengurus RISMA Nurul Falaah Periode 2009-2011 pada Sabtu, 3 September 2011. Pada MUSUM tersebut,  Ketua RISMA Nurul Falaah Periode 2009-2011 Nanda Ardiansyah melaporkan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kepemimpinannya. Alhamdulillah LPJ tersebut diterima oleh forum, sehingga kemudian dipilih Ketua RISMA Nurul Falaah, DPO, dan Pembina RISMA Nurul Falaah, serta Tim Formatur.
   Ketua RISMA Nurul Falaah terpilih dan Tim Formatur membentuk Kepengurusan RISMA Nurul Falaah untuk Periode 2011-2012. Setelah mendapatkan persetujuan, pada Sabtu 10 September 2011 dilaksanakan "Pelantikan Pengurus Remaja Islam Masjid (RISMA) Nurul Falaah Periode 2011-2012". Dengan hasil sebagai berikut:

Dewan Pembina :
1. Bambang Purwanto, S.Ag
2. Muchyani, A.Ma
3. M. Syuri, S.Ag

Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO):
1. Budiyono, A.Ma
2. Sugiarti, A.Ma
3. Saefudin, S.E
4. Anugrah Apriliani, A.Ma
5. Nurmalita Junita, A.Ma

Pengurus Harian:
Ketua Umum: Ade Afrian Dwijaya ( SMK Wongsorejo Gombong )
Sekretaris Umum : Ainun Chotimah ( SMAN 1 Gombong )
Bendahara Umum: Ulfah Restu Nugraheni ( SMAN 1 Gombong )

Bidang-Bidang:
Bidang Syiar:
  1. Adi Prasetyo ( SMPN 2 Gombong)
  2. Sri Haryani ( SMKN 1 Karanganyar )
  3. Muflihah Hayati ( SMK Komputer Karanganyar ) 
  4. Agil (SMKN 1 Gombong)
Bidang Kaderisasi:
  1. Tri Nurhayati ( Tata Usaha SMPIT Logaritma Karanganyar )
  2. Suprapti ( SMK YAPEK Gombong )
  3. Ari Rahmawati ( SMKN 1 Karanganyar) 
  4. Rofiqoh Isna Rahmatika (MAWI Kebarongan, Sumpiuh)
Bidang Senior : 
  1. Novri Haryanto ( SMK Wongsorejo Gombong )
  2. Ibnu Miftahul Aziz (SMPN 2 Gombong)
  3. Irfan Ristiyanto (SMPN 2 Karanganyar)
Bidang Kewirausahaan:

     1. Desi Retno Ningrum (SMK YAPEK Gombong)
     2. Sesika Novari (SMPN 2 Gombong)
     3. Mei Sardiyanti (MTSN Gombong)

Bidang Keakhwatan:
  1. Rusianah ( SMK Tamtama Karangayar)
  2. Citra Utami ( SMK YAPEK Gombong)
  3. Nurul Hidayah ( SMK YAPEK Gombong) 
Seksi Bidang Humas :
  1. Riko Mei Rahman ( SMP Muhammadiyah Gombong )
  2. Deni Kurniawan ( SMPN 4 Gombong)
  3. Zartoni ( SDN 1 Kedungpuji)
  4. Tika Agustina (SMPN 2 Gombong)
  5. Nadya (SDN 1 Kedungpuji)
 Bidang Pustaka:
  1. Eva Fauziah ( SMPN 4  Gombong )
  2. Novi Rahmawati ( SMPN 4  Gombong )
  3. Laela Asrifatul Maemanah (SMPIT Logaritma Karanganyar)
Semoga dengan kepengurusan baru tersebut. Remaja Islam Masjid (RISMA) Nurul Falaah memiliki semangat baru untuk dapat berkiprah di Kedungpuji khususnya dalam menyiarkan Islam. Tetap SEMANGAT dan selalu SEMANGAT .Amin. Allohu Akbar.

Selasa, 23 Agustus 2011

Selamat Tinggal Ramadhan 1432 H!


TIDAK terasa, hari ini kita akan segera memasuki bulan Syawal dan meninggalkan Ramadhan, setelah sebulan penuh kita berada dalam “kawah candradimuka” Ramadhan, melaksanakan ibadah shiyam sebulan penuh dalam training centre-Nya. Taqabbalallah minna wa minkum, selamat ‘Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. Selamat datang kembali di hari-hari penuh tantangan sekaligus perjuangan.

Namun demikian, saya ingatkan agar kita tidak larut dalam kegembiraan hari raya. Karena setelah ini kita harus melakukan instrospeksi. Kita evaluasi total, adakah target Ramadhan kita tahun ini telah tercapai? Seberapa besar perolehan nilai-nilai ketaqwaan yang berhasil kita raih? Sejauh mana rangkaian ibadah Ramadhan yang baru saja kita jalani telah mengubah diri kita menjadi sosok pribadi baru yang fitri? Seberapa besar pengaruh tarbiyah Ramadhan terhadap perubahan sikap dan perilaku kita? Seberapa besar potensi fitri yang selama ini tersembunyi berhasil kita angkat ke permukaan?

Shaum Syawal
Bagi yang belum menjalankan puasa sunnah bulan Syawal, saya anjurkan untuk segera melaksanakannya secara sempurna, enam hari. Jangan menunda-nunda pelaksanaannya, karena tanpa kita sadari juga, bulan Syawal juga segera akan meninggalkan kita. Puasa enam hari bulan Syawal, selain pahalanya sebanding dengan puasa selama setahun penuh, juga menjadi penyempurna puasa Ramadhan.Rasulullah bersabda:

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan (penuh) lalu diikuti dengan berpuasa enam hari dalam bulan syawal, maka dia seperti berpuasa seumur hidup." (Riwayat. Muslim)

Saya yakin, kita pasti telah menjalankan ibadah Ramadhan sebulan penuh, kecuali yang terkena udzur. Akan tetapi saya tetap yakin bahwa kesempurnaan ibadah kita itu masih jauh dari yang seharusnya. Masih terdapat lubang di sana-sini. Masih terdapat berbagai kesalahan dan kelemahan. Untuk itu, puasa enam hari di bulan Syawal merupakan penyempurna ibadah Ramadhan kita.

Mengapa puasa enam hari di bulan syawal itu penting? Bagi kita, kebutuhan untuk menjalankan ibadah tidak sekadar mencari pahala. Lebih penting dari itu ia adalah upaya muqarabatullah (mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala). Muqarabah itu dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah-ibadah sunnah, di samping yang wajib. Salah satu ibadah sunnah yang efektif sebagai sarana muqarabah adalah puasa sunnah. Di antara puasa sunnah yang mu’akkad adalah puasa enam hari bulan syawal. Dalam keadaan berpuasa kita menjadi lebih dekat, dan Allah memang mendekat kepada kita.

Dalam muqarabah itu, kegiatan penting yang harus kita lakukan adalah melakukan refleksi atau perenungan. Untuk melakukan perenungan memang tidak harus menyediakan waktu khusus. Bisa jadi di sela-sela kesibukan, kita bisa melakukan refleksi. Akan tetapi dengan menyediakan waktu yang khusus, disertai dengan penyuasanaan lingkungan yang mendukung dan kesiapan fisik dan mental yang matang, maka perenungan itu menjadi lebih mudah dan lebih berdayaguna. Dalam suasana yang hingar bingar sulit bagi kita untuk melakukan refleksi, kecuali oleh mereka yang sudah terbiasa,.

Puasa merupakan penyuasanaan yang paling terasa nilainya. Orang yang sedang berpuasa pasti mengalami suasana fisik dan batin yang berbeda. Inilah penyuasanaan yang ekstrim, yang menjadikan pelakunya langsung merasakannya. Dalam keadaan seperti ini, refleksi lebih mudah dilakukan.

Jaga, Jaga dan Jaga Terus!
Selain puasa enam hari, yang perlu dilakukan adalah menjaga dan meningkatkan apa yang telah kita peroleh selama Ramadhan. Bila pada bulan Ramadhan kita lebih rajin beribadah, maka di bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya, hal itu harus tetap kita jaga, kita rawat, dan kita teruskan. Jangan sampai kebiasaan beribadah hanya terjadi pada bulan Ramadhan, sementara di bulan-bulan lain kita kembali malas beribadah.

Jika pada bulan Ramadhan kita telah berhasil mengendalikan hawa nafsu, maka di bulan-bulan yang lain kita harus tetap bisa mengendalikannya. Jangan sampai nafsu kembali menguasai dan menjadi komandan pada diri kita. Nafsu memang akan tetap ada, tapi ia harus tetap dalam kendali akal fikiran dan hati nurani. Jangan sebaliknya, akal pikiran dan hati nurani kita justru dikendalikan oleh hawa nasfu. Supremasi akal budi dan hati nurani atas nafsu dalam diri dan masyarakat Muslim harus dijaga, dirawat, dan dipelihara. Akhirnya, selamat berjuang. Selamat menghadapi dunia penuh tantangan.*/Abdurahman Muhammad

Red: Cholis Akbar

Permohonan Bantuan Dana

PANITIA KEGIATAN BULAN RAMADHAN
REMAJA ISLAM MASJID (RISMA) NURUL  FALAAH KEDUNGPUJI
Sekretariat: Kompleks Masjid Nurul Falaah RT 05 RW 02 Desa Kedungpuji Kode Pos:54451
Nomor: 007/PKBR/RISMA-NF/VII/2011
Lamp   : 1 bendel
Hal       : Permohonan Bantuan Dana

Kepada Ykh: Bpk/Ibu.........................
Di tempat
            Assalamu’alaikum Wr.Wb
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada uswah kita Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang- orang yang berjuang demi tegaknya Islam di muka bumi. Amin.
             Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba. Bulan yang penuh berkah dan hidayah. Kami dari Panitia Kegiatan Ramadhan Remaja Islam Masjid (RISMA) Nurul Falaah merencakan serangkaian kegiatan Bulan Ramadhan. Salah satu yang kami rencanakan adalah Pasar Ramadhan yang berjudul “PARIS (Pasar RISMA) Nurul Falaah EXPO”. Berkaitan dengan hal tersebut kami dari RISMA Nurul Falaah Kedungpuji, mengajukan permohonan bantuan dana kepada muslimin dan muslimat  , yang Insya Allah akan dilaksanakan pada:
                        hari/ tanggal    :  Jum’at s.d Sabtu/ 26-27 Agustus 2011
                        waktu              :  Pukul 08.30 s.d. 17.00
                        tempat             :  Halaman Masjid Nurul Falaah Kedungpuji

            Demikian permohonan  ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama Bpk/Ibu  kami ucapkan Jazakumulloh khoiron katsiro.
            Wassalamu’alaikum wr. wb. 

Bantuan dikirimkan ke rekening Mb Muchyani pada : Norek 0032-01-030635-50-1 a.n Muchyani, Alamat RT 03/1 Kedungpuji, Gombong, Kebumen. BRI Cabang Kebumen